bismillah...


Anda ingin membuat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik disini

Selamat Tinggal Hujan Malamku...


Hujan datang lagi. Bahkan malam ini membuatku takut diatas selimut tipis dan sebuah tikar. Sederas itukah kau datang? Bahkan di malam hari yang sunyi ini, kau datang memekakan telingaku, menghantam tubuhku dengan hembusanmu. Aku penikmat hujan, tapi aku juga penghujat hujan. Ironi memang. Tapi begitulah adanya.

Hujan yang mengalir hari ini, seakan tak habisnya sendu ini memaknaimu, bahkan dalam tulisan ini pun tak sanggup ku utarakan semuanya tentangmu. Romansa yang kau ciptakan dalam pikiranku, memacu pompa jantungku, mengalirkan semua darahku sederas dirimu saat malam ini, menggenang dan membanjiri pikiranku tentangmu. Kita memang tak bisa mengelak saat hujan datang, dan menghentikan semau kita hujan tersebut. Seperti rasa yang mengalir tentangmu pada malam ini.

Hujan ini... aku tak bisa menghindarinya. Aku pula tak siap akan kedatangannya, aku juga makin tak mampu menahan derasnya saat semilirnya menghantam dan merangsang bulu kudukku. Memasrahkan kita akan sebuah harapan yang membuat kita terlena. Dan begitulah hujan memerangkapkan kita dalam sebuah rasa yang membangkitkan asa ini lagi. Hingga kita merasa terlelap dalam peraduan mimpiku dan mimpimu. Hingga malam ini berakhir dan hujan itu pun berakhir.

Sebenarnya aku pun masih ingin terpulas. Berharap menemukan secercah pelangi dari hujan semalam. Namun hujan ini telah berakhir bersama malam ini. Scene yang paling mengesalkan dimulai saat dirimu telah hilang namun menyisahkan banyak genangan. Mengapa kau hanya menyisakanku becek yang kotor itu?  

Cukup sudah kau menggetarkan hatiku dan menghancurkannya lagi dengan tiap kepingan sisa rintik yang kau sisakan di atap langitku. Aku harap scene ini segera berakhir, dan membuatmu menghilang teruap oleh surya pagi hari.

Mentari pagi membuatku hangat, terlebih lagi secangkir susu yang mengisi kekosonganku.
Aaaahhh....Aku sudah punya secangkir susu.
Rasanya manis, putih dan melegakan nurani. Seperti mentari pagi ini yang tak hentinya menyapa dan menguatkanku.
Dan akhirnya ku beranjak keluar dan menumbangkan semua impianku tentangmu. Terima kasih pagi kau telah menyadarkanku J

Jangan pernah berharap pelangi pada hujan malam hari...
SELAMAT TINGGAL HUJAN MALAMKU...


Aku suka melihatnya, tapi aku tak suka diguyurnya.
Aku suka dinginnya, tapi aku tak suka rasa kantuk yang diberinya
Aku suka bunyi rintik yang diberinya, tapi aku tak suka saat gemuruh dan riak derasnya datang
Aku suka tiap tetesan yang jatuh ke bumi, tapi aku tak suka melihat genangannya.
Becek, hitam dan kotor....

Aku tak bisa menghalangimu datang di malam hari..
Bahkan bintang di langit pun tak berdaya menahanmu..
Tapi aku punya kuasa akan hatiku...
Semoga kamu tak lagi menahanku pergi bersama payung baruku...

Aku harap, hujan pagi ini akan jauh lebih ramah...
Menyapaku dengan pelanginya yang indah

0 komentar:

Posting Komentar

 
;